Postingan

Ketika Jatuh Cinta Lagi

Gambar
Entah tetiba ingin menulis tentang beginian, tentang rasa cinta yang disebagian orang muncul bukan pada waktunya. Cinta yang muncul terhadap seseorang ketika sedang menjalani bahtera rumah tangga. Bolehkah? Hmmm... menurutku rasa cinta yang muncul seperti itu bukanlah sesuatu yang haram, namun eksekusi sikap kita lah yang menempatkan rasa itu menjadi haram atau tidaknya, bahkan menurutku rasa itu bisa dibilang wajar dan fitrah dari Allah yang bisa terjadi pada siapa saja. Apakah aku pernah jatuh cinta lagi terhadap orang lain selain suami? Jujur selama perjalanan rumah tangga kami ini aku belum pernah merasakannya, mungkin hal terekstrem rasa yang pernah kupunya untuk orang lain adalah kagum entah itu melihat paras rupawan atau kharismanya, namun untuk jatuh cinta lagi tidak, dan aku harap tidak akan pernah. Betapa tidak, seseorang yang menemani perjalanan hidupku ini adalah orang yang kupilih sendiri, bukan pilihan orang lain (dijodohkan). Terasa janggal rasanya jika setelah

Bukber yang keseringan di bulan Ramadhan?

Gambar
Bukber alias buka bersama di bulan puasa merupakan hal yang lumrah dilaksanakan, entah itu yang dilakukan para sesama karyawan, teman, atau para ibu rumah tangga yang bermaksud reunian. Aku bukan tipe yang kontra terhadap yang namanya bukber, hanya saja jika harus menelaah esensi dari bukber itu apa selain daripada makan kumpul-kumpul antar sesama teman? Silaturahmi? Itu saja kan? Banyak orang yang kurang faham bahwa salah satu waktu mustajab dalam berdo’a yakni menjelang waktu berbuka dan sahur, sementara kebanyakan dalam acara bukber pasti mengobrol lah kegiatan untuk menanti bedug magrib, bahkan terkadang bisa jadi ajang bergosip. Jangankan dalam acara bukber begitu, wong di rumah saja biasanya sibuk nonton tv atau mindah-mindah chanel nyari stasiun tv mana yang duluan adzan, iya kan? ngaku deh... Bukber boleh-boleh saja, toh namanya banyak relasi, banyak kawan setidaknya mungkin itu salah satu cara untuk tetap merekatkan silaturahim, tapiiiiii... ya sewajarnya saja. J

tanpa judul

Mungkin ada masa dimana waktu seolah tak berpihak padaku, keadilan sedang tak berteman denganku, ya setidaknya itu yang sedang kurasa. Ketika kulitas diri tak terlihat atau pura-pura tak dilihat, sedikit terdzalimi orang yang bersikap ramah ketika di depan muka. Maka diamlah yang utama, hal terbaik yang bisa kulakukan menyerahkan segalanya kepada yang berhak memberi balasan lalu mentafakuri diri adakah dosa dan khilaf yang tak tersadari atas kejadian yang menimpa ini? Karena sejatinya pasti ada hikmah atas segala sesuatu yang terjadi, itu pasti. Biar Allah yang menilai sejauh mana skill yang dimiliki, penilaian manusia seringkali menipu. Yang terpenting jangan sekali-kali membiarkan hati bersifat udzub merasa lebih baik dari yang lain. Ketika semua ini terjadi aku kembali berfikir, tugas utamaku sebagai wanita sepertinya memang bukan di sini. Di rumahlah aku akan merasa mulia, di mana semua orang bersikap jujur saling menasehati, mensupport satu sama lain dengan ikhlas serta

Dear Hati

Selayaknya kebanyakan manusia yang menganggap orang lain lebih berbahagia dari dirimu, maka seperti itulah dirimu wahai hati. Kamu menganggap banyak nikmat yang belum atau bahkan tidak tersampaikan kepada dirimu.  Kamu ingin berjalan-jalan dengan keluarga kecilmu tapi tak bisa.  Kamu ingin sekedar makan diluar dengan keluarga kecilmu tapi tak tega. Atau suatu waktu kamu ingin menghabiskan hasil keringatmu untuk bersenang-senang serta melepas tanggung jawab tapi nyatanya tentu saja tidak mungkin. Dengar hai kamu hati... Semata-mata apa yang kamu lihat dan rasa di masa ini adalah segelintir ujian bahkan nikmat yang belum tentu Allah beri kepada orang lain.  Maka nikmati, jalani... Duhai hati, kamu ingin bahagia? Perbanyak lagi rasa syukurmu, maka nikmat lain akan datang berturut-turut setiap kali kau mengungkapkannya Perbanyak lagi istigfarmu, maka kamu akan mengingat betapa banyak pengharapanmu dibandingkana apa yang semestinya kau jalankan untuk Tuhan mu Perban

Karena aku tak hanya untukku

Gambar
Banyak hal yang telah kulalui di sepanjang usia ini, semua berputar antara sedih dan bahagia, terus saling datang berganti karena begitulah dunia. Ini yang harus aku ingat ketika bahagia itu sedang mengambil cuti tak bertugas, karena aku bukan untukku saja. Di masa mendatang saat semua telah menjadi kenangan akan kutertawakan rasa ini, secuil episode dari semua skenario Allah yang telah ditakar dengan porsi tepat, semua kadar sedih dan bahagia sesuai untukku.  La Tahzan hati...  Pengingat diri di saat hati melemah Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji? Qur’an Menjawab : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Lihat  QS.Al-Ankabuut  : 2). “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Lihat juga  QS.Al-Ankabuut  : 3) Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji s

saat kamu sekolah lagi (17-08-2017)

Gambar
Hey Boy.. hari ini hari pertama dirimu masuk TK (lagi), tahun lalu pun dirimu sudah terdaftar disekolah namun sayang dirimu hanya bertahan belajar selama tiga hari saja. Kali ini semangatmu luar biasa, semoga saja kamu bisa bertahan lebih lama. Tapi hey Boy… hari ini kamu menangis lagi, bukannya aku tak sedih melihatmu begitu. Aku pun merasa hal yang sama, saat anak lain ditunggui oleh Ibu-Ibu mereka dan aku harus pergi menyelinap dari kelas tanpa sepengetahuanmu. Rasanya seperti aku seorang Ibu yang sangat jahat. Hey Boy..   bukannya aku tak menangis saat aku dengar isakmu dari handphone gurumu, aku pun sama. Berjiwalah lebih tegar, karena aku pun akan melakukan hal yang sama. Hey Boy, mungkin kau tak mengerti jika saat ini aku masih dalam masa tugas, nantilah saat dewasa pasti akan kau fahami. Namun sekuat hati aku akan menjelma menjadi Ibu yang selayaknya meski tak sempurna karena terbaginya waktu luangku. Hey Boy, maukah kau membantuku? Membantu berusaha unt

Kereta tak berkuda tapi bukan becak

Setahun lebih kini aku menjalani kembali rutinitas sebagai wanita pekerja. Cenderung tak ada yang berubah karena aku masih bekerja ditempat yang sama, bedanya kini aku harus meninggalkan kesayangan kecilku disaat-saat jam kerja yakni sejak matahari belum terbit sampai tenggelam di senja nanti, itu yang terkadang membuatku merasa bersalah. Terlebih beberapa waktu kebelakang ada yang menilai bahwa dengan berkarirnya aku merupakan keegoisanku semata, mengorbankan anak dan membebani orang tua dalam mengasuh si kecilku. Aku iyakan saja deh, nerimo dan senyumin saja. Tak pantas juga kan aku cari TOA mesjid dan koar-koar mengkalirifikasi macam selebritis yang lagi populer? Ah yasutralah... Back to my judul about kereta tak berkuda, jadi setiap harinya aku pulang kerja pakai KRL (Kereta Rel Listrik) Commuter Line. Pagi dan Sore hari berjubel mengantri di peron stasiun, pada saat-saat itu kursi KRL seolah harta karun berharga yang patut diperebutkan. Karena saking berharganya banyak kejadi